بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Dalam hidup kita di dunia ini,
kita setiap saat dihadapkan oleh berbagai macam cobaan. Baik itu cobaan yang
ringan maupun yang berat.
Acapkali beragam cobaan itu membuat hati kita terombang-ambing
dalam kehancuran yang sangat. Itulah ujian hati. Makna ujian hati adalah bahwa
hati kita senantiasa diuji dalam setiap saat selama kita hidup.
Alloh swt berfirman:
- …..Dan Alloh menguji apa yang ada di dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Alloh mengetahui apa isi hati [ QS Ali Imraan : 3 : 154 ].
- “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasululloh mereka itulah orang-orang yang telah di uji hati mereka oleh Alloh untuk bertaqwa . Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar [ QS Al-Hujuraat : 49 : 3 ].
Medan ujian hati ;
1. Ibadah, 2. Ilmu, 3. Dakwah, 4.
Berselisih dan berdebat, 5. Syahwat, 6. Syubhat dan fitnah, 7. Jabatan dan
kedudukan, 8. Nasab dan Status sosial .
Sebab-sebab penyakit hati ;
1. Kebodohan, 2. Fitnah, 3.
Syahwat dan maksiyat, 4. Syubhat, 5. Lalai dari berdzikir kepada Alloh, 6. Hawa
nafsu, 7. Pergaulan yang buruk, 8. Memakan barang yang haram , riba , suap dan
lain-lain, 9. Memandang kepada apa yang diharamkan Alloh, 10. Ghibah dan
Namimah ( adu domba ) , 11. Sibuk dengan dunia dan menjadikan dunia sebagai
cita-cita dan tujuan.
Penyakit-penyakit hati ;
1.Nifaq ( Munafiq ), 2. Riya ‘ (
Pamer ), 3. Syubhat dan ragu-ragu, 4. Su’uzh zhonn ( buruk sangka ), 5. Hasad
dan iri, 6. Takabbur dan bangga diri, 7. Menghina dan mengejek orang lain , 8.
Dengki dan dendam, 9. Putus asa, 10. Hawa nafsu,cinta kepada selain Alloh, 11.
Khawatir dan takut kepada selain Alloh, 12. Was - was, 13. Hati yang keras, 14.
Berkelompok dengan kelompok yang tidak berpihak kepada kebenaran.
Tanda-tanda hati yang sehat dan hati
yang sakit
Tanda-tanda hati yang sehat ;
- Selalu menekan pemiliknya untuk bertaubat dan kembali kepada Alloh swt,
- Tak pernah membiarkan waktunya berlalu tanpa berdzikir kepada Alloh swt dan tidak pernah bosan beribadah kepada-Nya .
- Apabila terlewatkan waktu tanpa di isi dengan wirid dan dzikir, dia merasakan sakit melebihi sakitnya jika kehilangan harta.
- Dia merasakan kelezatan beribadah daripada kelezatan makanan dan minuman.
- Apabila ia masuk kedalam sholat maka hilanglah kesedihan dan kebingungan.
- Fokus perhatiannya tertuju kepada Alloh dan kepada Dzat Alloh . Dan inilah kedudukan yang tinggi.
- Dia lebih pelit kepada waktu-waktunya untuk berlalu dengan sia-sia melebihi pelitnya orang yang bakhil kepada hartanya.
- Perhatiannya untuk memperbaiki amalnya lebih besar dari pada perhatiannya kepada substansi amal itu sendiri
Tanda-tanda hati yang sakit ;
- Tidak merasa sedih dan terluka karena dosa dan kesalahan.
- Menikmati kemaksiatan dan merasa tenang setelah melakukannya
- Mendahulukan yang tidak bermanfaat atas yang lebih manfaat.
- Membenci kebenaran dan merasa sempit dengannya.
- Merasa terasing ketika bersama-sama dengan orang shalih, namun merasa familiar ketika bersama ahli maksiat dan pendosa.
- Menerima syubhat dan terpengaruh dengannya, senang berdebat dan tidak suka membaca al-Qur’an.
- Takut kepada selain Alloh.
- Hatinya dimabuk cinta kepada selain Alloh.
- Tidak mengenal yang baik, tidak mengingkari kemungkaran dan tidak terpengaruh oleh penasihat.
Pengobatan hati ;
1. Beriman dan cinta kepada Alloh
[ QS al-Baqoroh : 2 : 165 ].
a. Membaca
al-Qur’an
b. Taqorrub
kepada Alloh dengan ibadah-ibadah sunnah.
c. Senantiasa
berdzikir kepada Alloh dalam setiap keadaan.
d. Lebih
mengutamakan cinta kepada Alloh daripada cinta kepada hawa nafsu.
e. Menghayati
nama-nama dan sifat-sifat Alloh sampai dapat mengenalnya dengan
pengenalan yang
sebenarnya .
2. Ikhlash kepada Alloh [ QS
al-An’aam : ayat 162 -163 ] – [ QS al-Bayyinah : ayat 5 ].
3. Mengikuti sunnah Rasul [ Ali
Imraan ayat 31 ],[ al-Hasyr ayat 7 ],[ al-Ahdzaab ayat 36 ].
Jika kita bertanya kepada diri kita sendiri “ Apakah semua
perilaku, amal perbuatan dan niat kita telah sesuai dengan yang disyariatkan
oleh Alloh swt? Sebagian manusia ada yang gerak geriknya dikendalikan oleh hawa
nafsu dirinya sendiri, istrinya, anak-anaknya, kerabat-kerabatnya , pemimpinnya
dan lain sebagainya sedangkan semua itu bertentangan dengan perintah Alloh dan
Rasul-Nya.
Lalu dimanakah loyalitas kita kepada Alloh dan Rasul-Nya
daripada mengutamakan / mengikuti hawa nafsu keluarga, kerabat dan pemimpin.
Oleh karena itu kita perlu mengkaji ulang amal perbuatan kita selama ini, agar
dapat memperoleh nilai kesetiaan dalam meraih keridloan Alloh swt. Rasululloh
saw bersabda : “ Tidaklah sempurna keimanan seseorang diantaramu sehingga hawa
nafsunya mau mengikuti apa yang saya bawa “.
Berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat membantu untuk
merealisasikan prinsip-prinsip diatas agar hati kita dapat meraih keselamatan
dan tetap berkembang walaupun cobaan dan ujian selalu menghadang didepan kita,
yaitu :
a. Dzikrulloh
Dengan berdzikir kepada Alloh maka dapat mengkilapkan hati
yang berkarat, menghilangkan noda-noda yang mengotori hati akibat dosa serta mendekatkan
diri kepada Alloh swt. Firman Alloh swt, QS [ al- Hadiid : 16 ] , [ al-Israa’ :
82 ] , [ ar-Ra’d : 28 ] , [ Muhammad : 24 ].
b. Muroqobah dan
Muhasabah ( merasa diawasi dan Introspeksi )
Muroqobah dan Muhasabah adalah faktor yang terpenting dalam
pengobatan hati dan menjaga ke istiqomahannya. Binasanya seseorang adalah
karena ia lalai dari bermuhasabah dan memperturutkan hawa nafsunya.
Alloh swt berfirman: Dan mereka yang bersungguh-sungguh (
berjuang keras ) pada ( jalan untuk mencari keridlaan ) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami “ [ QS al-Ankabut : 69 ].
Rasululloh saw bersabda : “ Orang yang cerdas itu adalah
orang yang sanggup mengendalikan dirinya serta beramal untuk bekal sesudah
matinya . Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa
nafsunya serta berangan-angan kepada Alloh “.
Umar bin Khaththab ra berkata : “ Hisablah dirimu sebelum
kamu dihisab dan timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang“.
Al-Hasan berkata : “ Kamu tidak akan menjumpai seorang
mukmin kecuali dia dalam keadaan menghisab dirinya”.
c. Sarana-sarana lain
Diantaranya adalah , merealisasikan ketaqwaan , sholat
malam, banyak berdo’a kepada Alloh swt. Selain itu adalah membaikkan nafkah (
mendapatkannya dengan cara yang halal ) , yaitu makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal serta banyak bersedekah dan lain-lain.
Betapa banyak manusia yang merasa sedih hatinya jika ia
terkena penyakit fisik, misalnya penyakit jantung , atau mobilnya rusak kena
tabrak atau atap rumahnya ambruk kena timpa pohon dan lain sebagainya , tetapi
apakah dia juga merasa sedih apabila dalam hatinya terdapat dosa dan kesalahan
serta berbagai penyakit hati lainnya akibat perbuatan maksiat dan dosa yang
dilakukannya? Apakah hatinya sedih ketika ia berbuat sesuatu yang diharamkan
oleh Alloh swt ?
Agar kita memperoleh kebaikan dari Alloh, yaitu dengan
memiliki hati yang selamat, maka kita harus memelihara ketaqwaan kepada Alloh
swt sebagaimana yang difirmankan-Nya : “ ( Yaitu ) di hari harta dan anak-anak
tidak berguna. Kecuali orang-orang yang datang menghadap Alloh dengan hati yang
selamat“ [ QS asy-Syu’ara ayat 88-89 ].
Apakah kita beranggapan bahwa Alloh swt tidak mengawasi
setiap perbuatan kita? Hendaknya kita mengasihani dan menyayangi hati ini
dengan mengarahkannya kepada mematuhi segala perintah Alloh swt dan mendekatkan
diri kepada-Nya.
Semoga Alloh swt berkenan memberi Hidayah , Taufiq dan ‘Inayah
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Walloohul muwaffiq ilaa
aqwamith thoriiq.
Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA.
Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah. Salam Ukhuwah!