12/23/2012

Menjaga Lidah


 بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
“ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Alloh memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Alloh dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.“ ( QS Al-Ahzaab : 33 : 70,71 ).

Langkah awal yang harus kita bangun dalam karier kehidupan ini adalah tekad untuk menjadi seorang Muslim yang amanah dan jujur sampai mati. Seperti halnya Rasululloh saw, beliau memulai karier kehidupannya dengan gelar kehormatan Al-Amin ( seorang yang sangat terpecaya ).

Kita harus berjuang mati-matian untuk memelihara harga diri kehormatan kita menjadi seorang Muslim yang terpecaya sehingga tidak ada keraguan sama sekali bagi siapapun yang bergaul dengan kita, baik muslim maupun non muslim, baik kawan maupun lawan, terhadap ucapan, janji maupun amanah yang kita pikul.

Oleh karena itu ada beberapa hal penting yang harus kita jaga dengan lidah tsb.
  1. Jangan pernah berbohong dalam hal apapun, sekecil dan sesederhana apapun bahkan dalam senda gurau sekalipun, harus benar-benar bersih dan meyakinkan tidak ada dusta. Lebih baik kita disisihkan karena kita tampil apa adanya daripada kita diterima karena dusta .
  1. Jangan pernah menambah-nambah, mereka-reka, mendramatisir berita, informasi atau sebaliknya meniadakan apa yang harus disampaikan. Sampaikan berita atau informasi yang mesti disampaikan seakurat mungkin sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kita kadang-kadang suka menambah-nambah sesuatu atau bahkan merekayasa kata-kata atau cerita. Jangan lakukan itu. Sama sekali tidak akan menolong kita, bahkan nanti ketika orang tahu informasi yang sebenarnya, akan runtuhlah kepercayaan orang kepada kita.
  1. Jangan sok tahu atau sok pintar dengan menjawab setiap pertanyaan. Orang yang menjawab setiap pertanyaan bila tanpa ilmu akan menunjukkan kebodohannya saja. Lebih baik kita harus berani mengatakan tidak tahu kalau memang kita tidak mengetahuinya atau lebih baik disebut bodoh karena jujur daripada berdusta dalam pandangan Alloh.
  1. Jangan pernah membocorkan rahasia atau amanat, terlebih lagi membeberkan aib orang lain. Ingat, bahwa setiap kali kita ngobrol dengan orang lain maka obrolan itu akan jadi amanah buat kita. Bagi orang yang suka membeberkan rahasia orang lain maka jatuhlah harga dirinya baik dalam pandangan orang lain apalagi dalam pandangan Aloh swt. Padahal justru kita harus bisa mengubur dalam-dalam rahasia kejelekan orang lain. Ingat, bila ada seseorang datang dengan meneritakan kejelekan orang lain kepada kita, maka hati-hatilah, jangan pernah mempercayainya, karena ketika dia berpisah dengan kita maka dia pun akan menceritakan aib dan kejelekan kita kepada orang lain lagi.
  1. Jangan pernah mengingkari janji dan mengobral janji. Pastikan setiap janji tercatat dengan baik dan selalu ada saksi untuk mengingatkan dan berjuanglah sekuat tenaga dan semaksimal mungkin utuk menepati janji walaupun dengan pengorbanan lahir dan bathin. Ingat semua pengorbanan menjadi sangat kecil dibandingkan dengan kehilangan harga diri sebagai seorang pengingkar janji, munafik . Na’uuzu billaah .
  1. Jangan pernah mengolok-olok orang lain baik laki-laki maupun perempuan karena bisa jadi orang yang diolok-olokkan tersebut lebih baik, lebih mulia daripada yang mengolok-olokkan .
  1. Jangan menceritakan keburukan orang lain atau juga disebut ghibah karena itu merupakan dosa besar dan tidak diampuni dosanya sebelum dihalalkan atau dimaafkan oleh orang yang dibicarakan. Dan bila orang yang dibicarakan sudah meninggal maka kita harus taubat dan tidak mengulanginya lagi dan doakan kebaikan untuk orang tersebut dan juga bicarakan tentang kebaikan orang tersebut.
  1. Jangan menghina, merendahkan dan meremehkan orang yang suka bicara tidak baik kepada kita.
  1. Jangan memfitnah, menghasud, mengadudomba dan lain sebagainya
Kualitas seseorang bisa dilihat dari kemampuan menjaga lidahnya. Sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang sanggup mengatakan yang sebenarnya. Jangan membenarkan kebiasaan tetapi hendaklah membiasakan yang benar. Nabi Muhammad saw termasuk orang yang jarang berbicara tetapi sekali berbicara bisa dipastikan kebenarannya. 

Tingkatan orang-orang yang berbicara :
  1. Orang yang berkualitas tinggi dalam berbicara, pembicaraannya selalu sarat dengan hikmah, ide, gagasan, solusi, ilmu dan dzikir . Manfaatnya bisa dirasakan oleh dirinya dan orang yang diajak bicara.
  1. Orang yang biasa-biasa saja dalam berbicara, dia sibuk membicarakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian. Kita tidak dilarang membicarakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian itu tetapi haruslah yang ada manfaatnya sebagai mana sabda Nabi saw : “…Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan Hari Akhirat , maka hendaklah ia mengatakan yang baik ( manfaat ) atau diam “ ( HR.Bukhari ).
  1. Orang yang rendahan dalam berbicara selalu mengeluh,  mencela dan menghina.
  1. Orang yang dangkal dalam berbicara, ia sibuk menyebutkan tentang dirinya dan juga jasa-jasanya . “ Gelas yang kosong maunya di-isi air terus , Orang yang kosong dari harga diri maunya dihargai terus . “    
Walloohul muwaffiq ilaa aqwaamith thoriiq 

Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA. Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah ini. Salam Ukhuwah!
DMCA.com Protection Status



comments powered by Disqus