12/07/2013

Keseimbangan Dunia dan Akhirat



 بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Dunia adalah tempat yang dapat memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh jiwa manusia, yang berupa kenikmatan dan kesenangan. 

Kehidupan dunia, seperti ladang yang menakjubkan orang-orang yang melihatnya, karena hijaunya dan banyaknya bunga-bunga di dalamnya, kemudian semuanya menjadi binasa seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. 

Ini berarti kehidupan dunia, walaupun indah dan menyenangkan namun bersifat sementara, ia akan fana. Sedangkan akhirat adalah tempat yang abadi lagi kekal dan sekaligus merupakan tempat seseorang menerima balasan dari segala usaha yang telah dilakukannya selama di dunia, jika ia berbuat baik maka akan dibalas dengan kebaikan ( pahala ) dan sebaliknya jika ia berbuat keburukan maka ia pun berhak mendapat siksa.

Kehidupan dunia adalah jembatan menuju akhirat, bukan kampung abadi dan tempat tinggal selamanya. Meskipun kehidupan akhirat adalah lebih baik, kekal dan abadi. Namun demikian manusia tidak boleh mengabaikan kehidupannya di dunia walaupun itu hanya sementara.“ Dunia adalah sawah dan ladangnya akhirat “, begitu sabda Nabi Muhammad SAW. 

Oleh karena itu hendaklah kita mencari bekal sebanyak-banyaknya di dunia ini untuk kehidupan akhirat kita nanti. Jadi haruslah ada keseimbangan antara kehidupan di dunia dengan kehidupan di akhirat kelak. Alloh SWT melalui Firman-Nya telah memberikan gambaran tentang kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti.

Firman Alloh SWT :
  1. “ Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air ( hujan ) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, diantaranya ada yang di makan manusia dan  binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai pula perhiasannya dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang. Lalu Kami jadikan ( tanaman-tanamannya ) laksana tanaman-tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan ( Kami ) kepada orang-orang yang berfikir . “ [QS Yunus : 10 : 24 ].
  2. “ Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang di ingini, yaitu; wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik ( surga ). “ [ QS Ali Imran : 3 : 14 ].
  3.  “ Dan carilah pada apa yang Alloh anugerahkan kepadamu  ( kebahagiaan ) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari ( kenikmatan ) duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan“ [ QS al-Qoshosh : 77 ].
  4. “ Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” [ QS al- A’laa : 87 : 17 ].
  5.   “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan , kalau mereka mengetahui “ [ QS al-Ankabuut : 29 : 64 ].
  6.  “ Hai manusia, sesungguhnya janji Alloh adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu  dan sekali-kali janganlah setan  yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Alloh “ [ QS Faathir  : 5 ].
Sabda Rasulullooh SAW :
  1. “ Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, berkata,  Rasululloh SAW duduk diatas mimbar dan kami duduk di sekelilingnya , lalu beliau bersabda: “ Sesungguhnya diantara hal yang saya takuti pada kalian sesudahku adalah bila kemewahan dunia dan keindahannya telah dibuka . “ [ HR. Muttafaq ‘alaih ].
  2. “ Dari Anas ra , berkata , bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang tidak meninggalkan urusan akhiratnya demi urusan duniawinya, dan pula tidak meninggalkan urusan duniawinya demi perkara akhiratnya dan tidak mau menjadi beban orang lain .” [ HR.Al Khatib dari Anas ra. ].
  3. “ Sebaik-baik mata pencaharian adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri, apabila ia ikhlash “ [ HR.Abu Hurairah ra. ].
  4. “ Dari Abu Sa’id al-Khudri ra dari Nabi berkata, “ Sesungguhnya dunia ini manis dan indah dan sesungguhnya Alloh menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, lalu melihat bagaimana kalian bekerja. Jauhilah dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah wanita .” [ HR.Muslim ].
  5. “ Dari Mastur bin Syaddad ra. berkata , “ Rasululloh SAW bersabda .” Perbandingan dunia dan akhirat itu adalah seperti jika seseorang diantara kamu memasukkan jarinya kedalam air lalu lihatlah seberapa banyak air yang menempel pada jarinya itu .” [ HR.Muslim].
  6. “ Dari Abu Hurairah ra, berkata, saya mendengar Rasululloh SAW  bersabda .” Ketahuiah bahwa dunia itu terlaknat, terlaknat yang ada di dalamnya kecuali berdzikir kepada Alloh dan jika diatur oleh orang alim atau pelajar“ [ HR.Muslim ].
  7. “ Dari Ibnu ‘Abbas bahwa Umar ra, menghadap Rasululloh SAW pada saat beliau sedang berbaring di atas tikar yang membekas pada sisinya seraya berkata , “ Wahai Nabiyullooh, alangkah baiknya seandainya engkau memakai kasur yang lebih empuk dari ini .” Rasulullooh SAW bersabda : “ Apa gunanya dunia bagiku. Bagiku perumpamaan dunia itu adalah seperti seorang musafir yang berjalan pada musim panas, lalu dia berteduh di bawah pohon sejenak pada suatu siang, kemudian dia pergi dan meninggalkannya” [ HR . Ahmad ].
 Penuturan Para Salaf :
  1. Dikatakan kepada ‘Ali bin Abi Thalib Karromalloohu wajhah, “ Gambarkan kepada kami tentang dunia. “ Beliau berkata : “ Saya tidak bisa menggambarkannya kecuali kampung yang awalnya kesengsaraan, akhirnya kehancuran, di tengahnya perhitungan, tidak mendapatkannya tersiksa, siapa yang mendapatkannya terfitnah dan siapa yang tamak mencarinya akan bersedih. “
  2. Ibnu Mas’ud ra berkata : “ Tidak seorangpun kecuali menjadi tamu bagi dunia dan hartanya seperti orang telanjang ; tamu akan pergi dan orang yang telanjang itu akan di usir. “
  3. Imam Abu Hanifah rhm berkata: “ Barang siapa yang jiwanya mulia, niscaya dia akan mengentengkan dunia. “
  4. Imam asy-Syafi’i rhm berkata: “ Barang siapa yang terlalu mengumbar hawa nafsu karena cinta kehidupan dunia , niscaya dia akan menyembah keluarganya  dan siapa yang ridla dan puas dengan bagiannya , niscaya akan hilang darinya perbudakan. “
  5. Hasan al-Bashri berkata: “ Barang siapa yang menyaingimu dalam agammu maka saingilah dia dan barang siapa menyaingimu dalam duniamu, maka lempar saja dihadapannya. “
 Kisah-kisah :
  1. Dari Aisyah ra berkata: “ Saya pernah memakai baju besi, lalu saya melihatnya dan saya takjub kepadanya. Lalu Abu Bakar ra berkata: “ Apa yang kamu lihat ? Sesungguhnya Alloh tidak melihatmu. “ Saya jawab ,” Mengapa itu ? “ Beliau menjawab: “ Tidak tahukah engkau , bahwa jika seseorang merasa takjub kepada dirinya sendiri karena perhiasan dunia, Tuhan akan murka kepadanya hingga dia melepas pakaiannya tersebut. “ Aisyah berkata  : “ Lalu saya melepasnya dan bersedekah dengannya. “
  2. Al-Fath bin Khaqon berkata, “ Pada suatu hari saya menghadap Al-Mutawakkil, pada saat saya melihatnya lagi bertafakkur dan merenung. Saya katakan , “ Wahai Amirul Mukminin, apa yang sedang engkau fikirkan? Demi Alloh tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang lebih baik kehidupannya daripada kamu dan tidak ada orang yang lebih tenang hatinya daripada kamu. “  Beliau menjawab , “ Wahai Fath, orang yang lebih baik kehidupannya dariku adalah orang yang mempunyai rumah besar, istri sholihah, kehidupan yang tenang, tidak mengetahui kita menyakitinya dan tidak membutuhkan kita sehingga kita menyia-nyiakannya . “
  3. Pada suatu hari, Hisyam bin Abdul Malik masuk Ka’bah, tiba-tiba dia bertemu dengan Salim bin Abdullah seraya berkata kepadanya, “ Wahai Salim, mintalah sesuatu kebutuhan kepadaku. “ Dia menjawab, “ Saya malu kepada Alloh untuk meminta di Baitulloh selain meminta kepada Alloh . Ketika keluar , Hisyam mengikutinya seraya berkata, “ Sekarang kamu sudah keluar, maka mintalah kepadaku. “ Salim berkata, “ Kebutuhan dunia atau kebutuhan akhirat?” Dia menjawab : “ Kebutuhan dunia. “ Salim menjawab, “ Saya tidak akan meminta dunia kepada orang yang memilikinya, apalagi kepada orang yang tidak memilikinya . “
  4. Dijelaskan dari Sahal bin Abdullah At-Tusturi bahwa dia membelanjakan hartanya dalam ketaatan kepada Alloh, lalu datanglah ibu dan saudara-saudaranya kepada Abdullah bin Mubarak untuk melapor kepadanya seraya berkata, “ Sesungguhnya dia ini tidak memegang sesuatu dan kami takut dia menjadi fakir. Lalu Abdullah ingin membantu mereka, tetapi Sahal berkata, “ Wahai ayah Abdurrahman, apakah kamu tidak tahu bahwa jika seorang dari penduduk Madinah membeli sebuah istana dan dia ingin pindah dari Madinah ke istana tersebut, apakah dia akan meninggalkan sesuatu sedangkan dia telah tinggal di istana? “ Abdullah berkata, “ Jika seseorang ingin pindah ke istana, dia tidak akan meninggalkan apa-apa di Madinah, apalagi orang yang ingin pindah dari dunia menuju akhirat, buat apa meninggalkan keduniaan?”  
Penjelasan :
 Menjadi beban orang lain  maksudnya adalah, janganlah seseorang meninggalkan perkara akhiratnya karena mengejar urusan duniawinya dan sebaliknya jangan pula meninggalkan urusan  duniawinya karena urusan akhiratnya, agar ia tidak menjadi beban bagi orang lain. Nabi SAW pernah ditanya mengenai dua orang bersaudara, yang salah satunya hanya beribadah saja, sedangkan yang lainnya pergi kehutan dengan membawa kampaknya mencari kayu untuk dijual dan dia menjamin saudaranya yang beribadah saja itu. Maka Nabi SAW menjawab, bahwa yang paling baik diantara keduanya ialah orang yang mencari nafkahnya sendiri. Dalam hadits yang yang lain disebutkan juga bahwa "Tangan yang diatas adalah lebih baik dari tangan yang dibawah".

Kesimpulan : 
Dunia bukanlah tempat yang abadi, kita pasti akan meninggalkannya, namun kehidupan di dunia tidak boleh kita sia-siakan karena semua itu adalah pemberian dari Alloh SWT. mari kita jadikan kehidupan dunia sebagai ladangnya akhirat kita. Bekerja di dunia jangan lupakan akhirat kita, beramal untuk akhirat jangan lupakan pula dunia kita. Hidup di dunia perlu bekal yang cukup,demikian juga untuk hidup di akhirat perlu bekal yang banyak. 

Alloh SWT berfirman: “ Berbekallah kamu ( baik untuk kehidupan di dunia maupun di kahirat ), maka sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa“. Oleh karena itu marilah kita bekali diri kita dengan ilmu dan taqwa, bukan dengan harta dan kerajaan,  seseorang tidak akan mendapatkan apa yang di inginkannya jika tidak memiliki ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Nabi bersabda: “ Siapa yang menginginkan kehidupan yang baik di dunia maka ia harus memiliki ilmunya, dan siapa yang menginginkan kehidupan yang baik di akhirat maka ia pun harus memiliki ilmunya, dan siapa yang menginginkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat maka iapun harus memiliki ilmunya. “ 

Demikian beberapa penjelasan mengenai keseimbangan kehidupan didunia dan di akhirat, semoga kita dapat memahami arti kehidupan yang sebenarnya dan nantinya kembali kepada Alloh SWT Sang Pemilik Seluruh Alam ini.
  
Walloohul muwaffiq ilaa aqwaamith thoriiq. 

Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA. Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah ini. Salam Ukhuwah!
DMCA.com Protection Status



comments powered by Disqus