بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Safar berarti menempuh jarak. Kata safar adalah isim mashdar
dari kata saafara. Suatu perjalanan disebut safar jika keluar untuk bepergian
atau untuk menempuh jarak yang lebih dari jarak lari. Dalam kitab Al-Mishbah
disebutkan bahwa disebut dengan safar karena dapat membaguskan akhlaq
seseorang.
Firman Alloh swt :
1.
“ Dan Nuh berkata : “ Naiklah kamu sekalian ke dalamnya
dengan menyebut nama Alloh di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya
Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
2.
“ Karena kebiasaan orang Quraisy ( 1 ) ( yaitu )
Kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas ( 2 ) Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini ( Ka’bah ) ( 3 ) Yang telah
memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan memberi rasa
aman kepada mereka dari ketakutan“ ( QS Quraisy : 1-4 ).
Sabda Rasululloh saw
:
1.
Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik r.a. berkata,
Rasululloh saw tidak kembali dari musafir kecuali pada waktu siang hari yaitu
pada waktu Dluha. Apabila kembali baginda terus menuju masjid dan setelah itu
melakukan sholat dua rokaat bagindapun duduk“ ( HR Muttafaq ‘alaih ) .
2.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a berkata,
Rasululloh saw bersabda : “ Jika salah seorang diantara kamu lama bepergian,
maka jangan sekali-kali dia mengetuk pintu keluarganya di malam hari“ ( HR
Ahmad ) .
3.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bersabda Rasululloh
saw : “ Haram bagi wanita muslimah bepergian dalam suatu perjalanan yang
ditempuh semalam, melainkan bersama dengan
seorang lelaki mahramnya“ ( Muttafaq ‘alaih ).
4.
Dari Anas r.a., bersabda Rasululloh saw : “ Hindarilah perjalanan di
akhir malam, karena bumi dilipat di malam hari“ ( HR Abu Dawud ) .
Penuturan Para Salaf
:
1.
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Janganlah kamu
mengajak dalam perjalananmu orang yang tidak melihat adanya kemuliaan dalam
perjalananmu, sebagaimana kamu melihatnya.
2.
Ibnu Umar r.a. berkata: “ Diantara kemuliaan seseorang
adalah orang yang menjadi semakin baik ketika dalam perjalanannya”.
3.
Bisyr rahimahulloh berkata : “ Wahai para pembaca,
berjalanlah, niscaya kalian akan menjadi baik. Karena air jika berjalan akan
menjadi bersih dan jika mengendap lama di suatu tempat warnanya akan berobah“
Etika bepergian :
Kisah-kisah :
1.
Menentukan pilihan dan meminta petunjuk kepada orang
yang bijak.
2.
Mengembalikan kezhaliman dan barang titipan kepada
pemiliknya serta membayar hutang.
3.
Mempersiapkan nafkah bagi orang yang menjadi
tanggungannya, umpama istri, anak serta mempersiapkan bekal yang halal untuk
bepergian.
4.
Memilih teman yang baik, karena teman lebih penting
dari jalan.
5.
Menyuruh seseorang untuk menggantikan ( mewakilinya )
jika terjadi apa-apa padanya.
6.
Pamitan kepada keluarga, teman dan saudara seraya
mengatakan: “ Aku titipkan agamamu, amanahmu dan penutup amalmu kepada Alloh.
Juga mengatakan: “ Aku titipkan kalian kepada Alloh Yang tidak menyia-nyiakan
barang titipannya. Sedang orang yang ditinggal menjawab: “ Semoga Alloh
membekalimu ketaqwaan, mengampuni dosamu, mengarahkan kepadamu kebaikan
kemanapun kamu menuju. Lalu orang yang akan bepergian itu minta di doakan.
7.
Shalat dua rakaat sebelum keluar rumah, kemudian berdoa
setelah shalat: “ Ya Alloh sesungguhnya aku mendekatkan diri dengannya
kepada-MU maka gantilah aku dengannya dalam menjaga keluarga dan hartaku“.
8.
Disunnahkan keluar dalam perjalanan pada hari Kamis di
awal siang, karena Rasululloh ketika hendak pergi ke Tabuk memilih hari Kamis
seraya bersabda: “ Ya Alloh, berkatilah ummatku di waktu paginya“ .
9.
Disunnahkan membaca doa ketika keluar rumah dan ketika
hendak naik ke kendaraan, dan ketika melihat negeri yang akan dimasukinya .
10.
Jika sudah sampai dirumah disunnahkan membaca : “ A’uudzu
bikalimaatilaahit taammaati min syarri maa kholaq. “ artinya: “ Aku berlindung
dengan kalimat Alloh yang sempurna dari keburukan apa yang Dia ciptakan“ .
11.
Sebaiknya dia mengabarkan kepada keluarganya tentang
waktunya sampai di rumah, di siang hari dan agar tidak datang ke rumah pada
akhir malam kecuali terpaksa .
12.
Kemudian membaca doa ketika mendekati negeri tempat
kembalinya dan ketika masuk kedalam rumahnya.
Nabi saw dalam sebuah perjalanannya, menyuruh shahabat-shahabatnya
untuk menyembelih kambing. Lalu salah seorang dari kaum itu berkata: “ Saya
yang akan menyembelihnya”, yang lain berkata: “ Saya yang akan mengulitinya “ .
Yang lain berkata: “ Saya yang akan memotongnya . “ Yang lain berkata “ Saya
yang akan memasaknya . “ Lalu Rasululloh berkata, “ Saya yang akan mencari kayu
bakar untuk kalian. “ Mereka berkata : “ Cukup kami yang melakukannya ya
Rasululloh.
Beliau bersabda : “ Saya tahu kalian akan mencukupkanku,
akan tetapi Alloh benci kepada hamba-Nya yang menyendiri ketika bersama sahabatnya.
“ Maka beliaupun mencari kayu bakar untuk mereka”.
Demikian sekelumit tentang safar
ini mudah-mudahan dapat difahami dan di amalkan dengan sebaik-baiknya. Wallohul muwaffiq ilaa aqwamith
thoriiq.
Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA. Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah ini. Salam Ukhuwah!