12/23/2012

Etika Safar

 بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ

Safar berarti menempuh jarak. Kata safar adalah isim mashdar dari kata saafara. Suatu perjalanan disebut safar jika keluar untuk bepergian atau untuk menempuh jarak yang lebih dari jarak lari. Dalam kitab Al-Mishbah disebutkan bahwa disebut dengan safar karena dapat membaguskan akhlaq seseorang.

Firman Alloh swt :
1.    “ Dan Nuh berkata : “ Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Alloh di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
                Penyayang“ ( QS Huud : 41 )
2.    “ Karena kebiasaan orang Quraisy ( 1 ) ( yaitu ) Kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas ( 2 ) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini ( Ka’bah ) ( 3 ) Yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan memberi rasa aman kepada mereka dari ketakutan“ ( QS Quraisy : 1-4 ).

Sabda Rasululloh saw :
1.    Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik r.a. berkata, Rasululloh saw tidak kembali dari musafir kecuali pada waktu siang hari yaitu pada waktu Dluha. Apabila kembali baginda terus menuju masjid dan setelah itu melakukan sholat dua rokaat bagindapun duduk“ ( HR Muttafaq ‘alaih ) .
2.    Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a berkata, Rasululloh saw bersabda : “ Jika salah seorang diantara kamu lama bepergian, maka jangan sekali-kali dia mengetuk pintu keluarganya di malam hari“ ( HR Ahmad ) .
3.    Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bersabda Rasululloh saw : “ Haram bagi wanita muslimah bepergian dalam suatu perjalanan yang ditempuh semalam,  melainkan bersama dengan seorang lelaki mahramnya“ ( Muttafaq ‘alaih ).
4.    Dari Anas r.a., bersabda  Rasululloh saw : “ Hindarilah perjalanan di akhir malam, karena bumi dilipat di malam hari“ ( HR Abu Dawud ) .

Penuturan Para Salaf :
1.    Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Janganlah kamu mengajak dalam perjalananmu orang yang tidak melihat adanya kemuliaan dalam perjalananmu, sebagaimana kamu melihatnya.
2.    Ibnu Umar r.a. berkata: “ Diantara kemuliaan seseorang adalah orang yang menjadi semakin baik ketika dalam perjalanannya”.
3.    Bisyr rahimahulloh berkata : “ Wahai para pembaca, berjalanlah, niscaya kalian akan menjadi baik. Karena air jika berjalan akan menjadi bersih dan jika mengendap lama di suatu tempat warnanya akan berobah“

Etika bepergian :
1.    Menentukan pilihan dan meminta petunjuk kepada orang yang bijak.
2.    Mengembalikan kezhaliman dan barang titipan kepada pemiliknya serta membayar hutang.
3.    Mempersiapkan nafkah bagi orang yang menjadi tanggungannya, umpama istri, anak serta mempersiapkan bekal yang halal untuk bepergian.
4.    Memilih teman yang baik, karena teman lebih penting dari jalan.
5.    Menyuruh seseorang untuk menggantikan ( mewakilinya ) jika terjadi apa-apa padanya.
6.    Pamitan kepada keluarga, teman dan saudara seraya mengatakan: “ Aku titipkan agamamu, amanahmu dan penutup amalmu kepada Alloh. Juga mengatakan: “ Aku titipkan kalian kepada Alloh Yang tidak menyia-nyiakan barang titipannya. Sedang orang yang ditinggal menjawab: “ Semoga Alloh membekalimu ketaqwaan, mengampuni dosamu, mengarahkan kepadamu kebaikan kemanapun kamu menuju. Lalu orang yang akan bepergian itu minta di doakan.
7.    Shalat dua rakaat sebelum keluar rumah, kemudian berdoa setelah shalat: “ Ya Alloh sesungguhnya aku mendekatkan diri dengannya kepada-MU maka gantilah aku dengannya dalam menjaga keluarga dan hartaku“.
8.    Disunnahkan keluar dalam perjalanan pada hari Kamis di awal siang, karena Rasululloh ketika hendak pergi ke Tabuk memilih hari Kamis seraya bersabda: “ Ya Alloh, berkatilah ummatku di waktu paginya“ .
9.    Disunnahkan membaca doa ketika keluar rumah dan ketika hendak naik ke kendaraan, dan ketika melihat negeri yang akan dimasukinya .
10.     Jika sudah sampai dirumah disunnahkan membaca : “ A’uudzu bikalimaatilaahit taammaati min syarri maa kholaq. “ artinya: “ Aku berlindung dengan kalimat Alloh yang sempurna dari keburukan apa yang Dia ciptakan“ .
11.     Sebaiknya dia mengabarkan kepada keluarganya tentang waktunya sampai di rumah, di siang hari dan agar tidak datang ke rumah pada akhir malam kecuali terpaksa .
12.     Kemudian membaca doa ketika mendekati negeri tempat kembalinya dan ketika masuk kedalam rumahnya.

 Kisah-kisah :
Nabi saw dalam sebuah perjalanannya, menyuruh shahabat-shahabatnya untuk menyembelih kambing. Lalu salah seorang dari kaum itu berkata: “ Saya yang akan menyembelihnya”, yang lain berkata: “ Saya yang akan mengulitinya “ . Yang lain berkata: “ Saya yang akan memotongnya . “ Yang lain berkata “ Saya yang akan memasaknya . “ Lalu Rasululloh berkata, “ Saya yang akan mencari kayu bakar untuk kalian. “ Mereka berkata : “ Cukup kami yang melakukannya ya Rasululloh.
Beliau bersabda : “ Saya tahu kalian akan mencukupkanku, akan tetapi Alloh benci kepada hamba-Nya yang menyendiri ketika bersama sahabatnya. “ Maka beliaupun mencari kayu bakar untuk mereka”.

Demikian sekelumit tentang safar ini mudah-mudahan dapat difahami dan di amalkan dengan sebaik-baiknya. Wallohul muwaffiq ilaa aqwamith thoriiq.

Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA. Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah ini. Salam Ukhuwah!
DMCA.com Protection Status



comments powered by Disqus