12/23/2012

Amanah



 بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ 

Amanat atau amanah adalah apa yang dipercayakan kepada seseorang, baik berupa perintah atau larangan, baik urusan dunia maupun masalah agama.

Menjaga amanah atau kepercayaan  adalah merupakan sebuah sikap dasar yang terpuji dari setiap muslim yang bersumber dari aqidahnya dan sekaligus menjadi indikator dari kebenaran dan kemuliaan tujuan hidup.

Dalam pandangan seorang muslim, amanah dalam pengertiannya yang hakiki adalah sikap jiwa yang mendorong lahirnya perilaku yang konsisten dalam mengemban kewajiban dan tanggung jawab dalam segala segi kehidupan.

Firman Alloh swt :
  1. “ Hai orang-orang yang beriman janganlah engkau mengkhianati Alloh dan Rasul ( Muhammad saw ) dan ( juga ) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui “ [ QS Al-Anfaal : 8 : 27 ].

  1. “ Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan ( menyuruh kamu ) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat“ [ QS An-Nisaa’ : 4 : 58 ].

  1.  “ Barang siapa yang memberikan syafa’at yang baik niscaya ia akan memperoleh bahagian ( pahala ) daripadanya. Dan barang siapa yang memberi syafa’at yang buruk , niscaya ia akan memikul bahagian ( dosa ) daripadanya. Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu “ [ QS An-Nisaa’ : 4 : 85 ].

Sabda Nabi saw :
  1. “ Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga ; kalau berbicara berdusta, kalau berjanji tidak menepati dan kalau diberi amanat berkhianat“ [ Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah ra. ].

  1. “ Jika amanat itu disia-siakan, maka tunggulah saatnya. Dia bertanya, “ Bagaimana yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat itu ? . Rasululloh saw bersabda , “ Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya atau kepada orang yang tidak berhak maka tunggulah saat kehancurannya“ [ HR Bukhari dari Abu Hurairah ra .].

  1. Didalam setiap khutbahnya Rasululloh saw tidak pernah tidak mengatakan, “ Tidaklah beriman orang yang tidak dapat memegang amanat dan tidaklah beragama orang yang tidak dapat dipegang janjinya” [ HR Ahmad, Thabrani dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik r.a ].

Penuturan para salaf :
  1. Umar bin Khaththab r.a berkata : “ Jangan mengagumi seseorang karena omongannya, tapi kagumilah orang yang menunaikan amanat dan orang yang tidak suka melecehkan orang lain, dialah orang yang patut dikagumi“.

  1. Khalifah Umar bin Khaththab r.a. berkata , “ Andaikata seekor binatang jatuh terperosok di Iraq, pasti Alloh akan meminta pertanggungjawabanku. Mengapa tidak kamu perbaiki jalan untuknya , hai Umar”.

  1. Ibnu Mas’ud r.a. berkata : “ Gugur di jalan Alloh menghapuskan semua dosa .” Setiap hamba akan dihadapkan kepada Alloh pada hari kiamat meskipun dia gugur di jalan Alloh, dia akan diperintah, “ Laksanakan amanatmu “. Hamba itu bertanya, “ Ya Tuhan bagaimana aku melaksanakannya sedangkan dunia telah berakhir ? “ Alloh memerintahkan agar ia dibawa ke neraka. Disana dia melihat amanat itu seperti pada saat dia menerimanya dahulu. Dia terjatuh bersama amanat itu ke dasar neraka. Dia berhasil mengambilnya kemudian memikulnya sampai dia mengira telah bisa keluar dari neraka itu, tiba-tiba kakinya tergelincir dan masuklah kembali dia kedalam neraka selama-lamanya“.

Kisah-kisah .
  1. Pada suatu hari Umar bin Khaththab r.a. menyewa seekor kuda untuk suatu keperluan. Umar r.a. menunggang kuda itu ketempat yang ditujunya. Karena sepanjang perjalanan Umar r.a. membaca Al-Qur’an  tanpa sadar selendang yang melingkar dilehernya terjatuh.  Setelah berjalan beberapa waktu, seseorang mengingatkan bahwa selendangnya telah jatuh ditempat yang sudah cukup jauh.
    Lalu Umar r.a. turun dari kudanya dan minta tolong kepada orang itu untuk menunggui kudanya. Kemudian Umar r.a. kembali ketempat jatuh selendangnya dengan berjalan kaki. Setelah kembali dengan membawa selendangnya, orang yang mengingatkannya tadi bertanya, “ Wahai Amirul Mu’minin, mengapa Anda kembali ketempat itu dengan berejalan kaki, tidak menaiki kuda ini ?

    Umar r.a. menjawab, “ Kuda ini , kuda sewaan, bukan kudaku sendiri, dan aku tidak ada perjanjian dengan pemiliknya apabila selendangku jatuh aku boleh menaikinya untuk mengambil selendangku itu . Maka aku khawatir menyalahi perjanjian kalau aku menaikinya. “ Orang itu bertanya lagi , “ Kalau begitu mengapa engkau tidak menyuruh aku saja mengambilkannya dan Anda bisa tetap duduk diatas kuda ini ? Umar r.a. menjawab , “ Apakah aku mempunyai hak untuk menyuruh anda melakukan sesuatu  untuk keperluan pribadiku ?”.

  1. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwa Rasululloh saw bercerita mengenai seorang yang membeli sebidang tanah dari orang lain. Ketika sedang mengerjakan tanah itu, dia menemukan gentong berisi emas. Maka diapun pergi kepada pemilik tanah sebelumnya untuk menyerahkan emas itu . “ Ambillah emas milik Anda ini , sayakan hanya membeli tanah tidak termasuk emasnya “. Si Pemilik pertama menjawab . “ Tetapi aku menjual tanah itu kepada Anda dengan semua isinya“. Setelah berebutan menolak, mereka datang kepada sesepuh kampung untuk meminta nasihat. Sesepuh itu berkata . “ Apakah kalian berdua punya anak ? Yang satu menjawab , “ Ya , saya punya seorang anak laki-laki“. Yang lainnyapun menjawab . “ Ya, Saya punya seorang anak perempuan”. Sesepuh itu berkata, “ Kalau begitu kawinkanlah anak-anak kalian dan berikan emas itu kepada mereka sebagai sedekah”.

Demikian beberapa penjelasan dan kisah serta contoh yang dapat kami sampaikan didalam menjelaskan mengenai amanah ini , semoga kita semua dapat memahami dan mengamalkannya. Amin

Walloohul muwaffiq ilaa aqwamith thoriq .

Semua materi artikel dalam situs ini diproteksi oleh DMCA. Untuk kepentingan dakwah, silahkan Anda membaginya ke berbagai media sosial dengan klik salah satu tombol social share di bawah ini. Salam Ukhuwah!
DMCA.com Protection Status



comments powered by Disqus